REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Lanjutan pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Mengkendek Tana Toraja abaikan lingkungan hidup.
Pasalnya hingga saat ini SPBE belum melaporkan progres kegiatannya ke Dinas Lingkugan Hidup Daerah (DLHD) Kabupaten Tana Toraja terkait kelanjutan pembangunan padahal sudah sementara berlangsung.
Menurut keterangan Kasubag Lingkungan Hidup Kabupaten Tana Toraja, Bona Patinggi mengatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan dari pemilik SPBE terkait kelanjutan pembangunan.
"Ijin lingkungan sudah ada, dulu kan pernah berhenti karena ada masalah, namun sampai sekarang belum pernah melaporkan jika pekerjaannya akan berlanjut, harusnya kan progres pembangunannya dilaporkan secara berkala", tutur Bona Patinggi.
Padahal menurut keterangan Kepala Lembang Buntu Tangti, Tato Massora mengatakan bahwa progres kelanjutan pembangunan sudah berjalan selama hari.
"Sudah ada sekitar 4 hari, dan masyarakat mengeluh karena dampak dari pekerjaan yang menyebabkan jalan licin dan berdebu", kata Tator Massora Kepada REPLIKNEWS, Rabu (8/2/2023).
Mendapat aduan dari masyarakat, Kapolsek Mengkendek langsung meninjau lokasi dan sempat menghentikan pekerjaan, hingga dalam beberapa jam pekerjaan dilanjutkan lagi.
"Iya kemarin sempat dihentikan sama pak Kapolsek,tapi setelah bicara dengan pengawas Kepala Lembang Palipu, pekerjaan dilanjutkan lagi karena mereka sudah ada kesepakatan", kata Tato Massora.
Dikatakan Tato bahwa kemarin setelah bertemu dengan Kapolsek Mengkendek, pihak SPBE sudah ada kesepakatan dengan dalam menindaki aduan masyarakat.
"Kemarin pihak SPBE dengan Kapolsek sudah meyepakati 2 poin yaitu:
1. Pihak SPBE sanggup menfasilitasi mobil penyiram untuk abu2
2. Pihak SPBE akan petugas untuk mengatur keluar/masuk kendaraan proyek.
"Namun kondisi yang terlihat dilapangan Rabu 8/2/2023 tidak ada satupun yang disiapkan oleh pihak SPBE, dari tadi pagi tidak ada orang yang standby mengatur kendaraan proyek, juga tidak ada mobil tanki yang disiapkan untuk menyiram jalan, memang mereka disana ini bandel", tutur Tato Massora.
Penulis : Martinus Rettang
Editor : Natha