Home Artikel Ironi Kecamatan Simbuang Mappak yang Disandra Ketertinggalan di Negara Merdeka

Ironi Kecamatan Simbuang Mappak yang Disandra Ketertinggalan di Negara Merdeka

REPLIKNEWS, JAKARTA - Perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun dengan tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju” memiliki makna yang penting bagi bangsa Indonesia.  Kemerdekaan berarti bangsa Indonesia Pertama memperoleh kebebasan yang seutuhnya dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa lain. Kedua terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, sehingga masyarakat dapat merasakan kemajuan dan kesejahteraan. Ketiga pemberdayaan masyarakat, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan pembangunan desa dan kawasan pedesaan. Keempat menjadi pemicu agar bangsa Indonesia dapat optimis menghadapi keadaan dan berupaya mengentaskannya. Kelima seluruh warga masyarakat terlayani dalam segala kebutuhan mereka

Hal tersebut sesuai dengan press release resmi Herianto Ebong, Pemuda Toraja yang juga Merupakan bagian dari Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Periode 2022-2024 dan Juga Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia yang terbit pada Kamis, (17/8/2023).

Menurut Herianto Ebong, dengan makna kemerdekaan yang penting bagi bangsa Indonesia, diharapkan bangsa Indonesia dapat terus mempertahankan kemerdekaannya dan meraih kemajuan yang lebih baik di masa depan.

Jika ditatik pada konteks Kabupaten Tana Toraja hari ini berbanding terbalik dengan makna kemerdekaan yang telah diuraikan diatas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir tahun 2022 total penduduk Kabupaten Tana Toraja kurang lebih 298,047 Jiwa. Terdapat 15.333 di Kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak yang terletak diujung barat kabupaten Tana Toraja yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Pinrang masih tertatih-tatih dalam perjuangan memperoleh hak yang sama untuk menikmati Kemerdekaan Indonesia dalam hal infstruktur untuk bisa lepas dari kebiri ketertinggalan.

Puluhan tahun aksi gerakan protes untuk mengingatkan pemerintah Kabupaten Tana Toraja supaya memberikan perhatian khusus dalam pembangunan, alhasil pemimpin silih berganti tak satupun berniat penuh bisa memberikan perhatian besar kepada dua kecamatan tersebut. Akibat dari kurangnya perhatian pemerintah mengakibatkan jarak yang begitu panjang antara masyarakat di Kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak terhadap Infrasturktur jalan yang memadai, pendidikan yang memadai, jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi. Harapan harapan berlanjut mimpi kecamatan Simbuang dan kecamatan Mappak akan sulit untuk keluar dari Lingkaran Setan yang telah dirintis pemerintah kabupaten Tana Toraja yaitu ketertinggalan. Hanya ada satu jalan kecuali Pemerintah betul-betul memberikan perhatian khusu Jika tidak demikian dengan logika sederhana tidak mungkin bisa terselesaikan dengan cepat jika proses pemabgunnya disamakan dengan sejumlah kecamatan lain di Kabupaten Tana Toraja sebab situasi yang dihadapi sangat berbeda.

"Oleh sebab itu, 78 tahun Indonesia diproklamirkan merdeka oleh founding fathers bangsa ini tetapi masyarakat di Kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak masih mengalami persolan mendasar yang seharusnya tidak ada lagi dinegara yang merdeka ini antara lain:

1.Infstruktur Jalan

Pentingnya infrastruktur jalan dapat dilihat dari beberapa aspek yang mempengaruhi kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu daerah. Untuk keluar dari isolasi ketertinggalan masyarakat di kecamatan simbuang dan mappak masih memimpikan Infrastruktur jalan yang baik sebab merupakan urat nadi perekonomian. Jalan yang baik dan terhubung dengan baik memungkinkan transportasi barang yang lancar, mengurangi biaya logistik, dan mempercepat distribusi barang. Hal ini dapat meningkatkan daya saing dikecamatan tersebut dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta memperkuat konektivitas dengan wilayah disekitarnya.

Namun faktanya sampai saat ini Infrastruktur jalan adalah salah satu kendala utama yang menyebabkan masyarakat di kecamatan simbuang dan kecamatan mappak terisolir selama ini. Dampak yang ditimbulkan sangat memprihatinkan akses mobilisasi barang dan orang untuk sampai kecamatan tersebut hanya bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua dan kadang kala bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat disaat musim kemarau itupun hanya dengan kendaraan khusus. Jejak digital dan kesaksian secara langsung dari masyarakat tak jarang jugak pemerintah meninjau langsung kondisi tersebut namun tidak ada yang bisa merubah dengan serius. Alhasil saat ini masyarakat melakukan pengumpulan donasi dari kerendahan hati masyarakat untuk memperbaiki jalan tersebut. Untuk diketahui, kecamatan simbuang dan kecamatan mappak dilalui oleh 2 jalan utama yaitu jalan poros provinsi sulawesi Selatan dan jalan poros Kabupaten Tana Toraja.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan tonggak kemajuan manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa. Akan tetapi pendidikan menjadi persoalan  yang masih sangat kompleks di kecamatan Simbuang dan Mappak. Dampak karena tidak didukung infstruktur yang memadai anak-anak yang berusia 14-15 tahun harus dipaksa untuk meninggalkan kampung halaman dan kedua orang tua untuk mencari pendidikan tingkat lanjut pada umumnya ke ibu kota Kabupaten dan kota Makassar untuk mencari pendidikan yang memadai. Dari situasi tersebut tak heran jika kebanyakan juga generasi mudah di kecamatan itu yang harus putus sekolah. Dari perjuangan anak dibawah umur tersebut terdapat hikmah bahwa dalam situasi yang serba kekurangan menjadi ujian yang menjelma membentuk karakter pejuang dan penuh keberanian anak-anak muda dari Simbuang dan Mappak yang sadar akan jebakan kebodohan yang dibangun kaki tangan negara yaitu pemerintah kabupaten Tana Toraja.

3. Listrik

Listrik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam era modern saat ini. Listrik memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan manusia, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk pertumbuhan ekonomi. Ironsinya di kecamatan simbuang dan mappak sampai hari ini tidak bisa menikmati hal yang sama seperti daerah lain pada umumnya. Masyarakat masih menggunakan tenaga listrik yang bersumber dari treknologi kovensional y yaitu turbin air dan hanya menyala pada malam hari. Tak sedikit pula dijumpai terkadang berhari-hari bahkan bermingu-minggu masyrakat ditemani gelap gulita diakbatkan kondisi alam yang tidak bersahabat mengakibatakn turbin tidak bisa berjalan secara maksimal.

4. Jaringan Komunikasi

Pada era modern saat ini jaringan komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem telekomunikasi. Dengan adanya tower jaringan komunikasi, kualitas jaringan dapat ditingkatkan, komunikasi nirkabel dapat meningkat, dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi komunikasi. Namun faktanya hari ini di kecamatan simbuang dan kecamatan mappak masih mendambakanjaringan informasi yang memadai. Pada sore hari bersamaan dengan turbin lampu yang dinyalakan,kantor keluarahan/kantor desa menjelma menjadi tempat mengasikkan karena menjadi tempat masyarakat berkumpul. Banyak orang dari luar mengira bahwa rapat diadakan pada malam hari, akan tetapi pada faktanya keramaian itu terjadi karena masyarakat berbondong-bondong untuk menggunkan jaringan Wifi Vsat yang terbatas," terang Herianto Ebong dalam Press Release resminya.

Kata Herianto, dengan melihat sejumlah persoalan tersebut, menjadi bukti autentik bahwa Kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak di Kabupaten Tana Toraja masih sangat tertinggal dibelakang dibanding dengan daerah lainnya. Maka dengan momentum perayaan 78 tahun Indonesia dan Menyongsong perayaan Hari Jadi Toraja ke-776 dan Hari Ulang Tahun Kabupaten Tana Toraja ke-66 tentu akan menjadi perayaan syukur yang dinanti-nantikan masyarakat Tana Toraja dan tak terkecuali masyarakat di kecamatan Simbuang dan Kecamatan Mappak.

"Harapan besar kami adalah semoga pada momentum perayaan tersebut pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja bisa memberikan atensi khusus kepada dua kecamatan ini dalam hal pembangunan terhadap empat aspek persoalan mendasar yang telah diuraikan diatas," pungkas Herianto Ebong.

Editor   : Redaksi