REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Bawaslu Kabupaten Tana Toraja menggelar Kombongan Kalua' di Gedung Tammuan Mali', Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Selasa (12/11/2024).
Kegiatan ini mengangkat tema "Mengintegrasikan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pemilihan Menuju Pilkada Tana Toraja yang Damai dan Demokratis".
Hadir langsung pada kegiatan ini, Ketua Kordiv SDM Organisasi dan Diklat Bawaslu RI, Dr. Herwyn J.H Malonda bersama jajarannya, ketua Bawaslu provinsi Sulawesi Selatan beserta jajarannya, Ketua Ketua Kesbangpol Kabupaten Tana Toraja, Asisten Perekomian dan Pembangunan Kabupaten Tana Toraja, Wakil ketua DPRD kabupaten Tana Toraja, Dandim 1414/Tator, Polres Tana Toraja, Ketua KPU Tana Toraja.
Hadir juga pimpinan partai politik, ketua APDESI Tana Toraja, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Tokoh Pemuda, Para ketua-ketua OKP, dan para tamu undangan lainnya.
Theofilus Lias Limongan, Kordiv Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas mengatakan pemilihan kepala daerah saat ini merupakan momentum penting untuk masyarakat dalam memilih sosok pemimpin di Tana Toraja.
Namun Bawaslu menilai realitas politik dilapangan tidak sesuai dengan idealisme demokrasi karena masih banyak ketimpangan yang mempengaruhi proses politik yang berdampak pada kualitas Pilkada.
"Olehnya itu, Bawaslu Tana Toraja memandang penting hal ini untuk mendapatkan perhatian serius dalam rangka mewujudkan Pilkada yang bermartabat. Sehingga, kita hadir bersama-sama dalam Kombongan Kalua' yang diselenggarakan oleh bawaslu untuk memberikan dan mendapatkan pendidikan politik demokrasi dan hal ini diupayakan untuk terus dilakukan secara masif dan berkesinambungan," kata Theofilus Lias Limongan.
"Dengan adanya kegiatan ini tentu kita berharap setiap stakeholder berperan aktif dalam pendidikan politik secara positif," sambungnya.
Theofilus Lias Limongan mengungkap, hasil reset yang dilakukan salah satu lembaga survei yang memperlihatkan pragmatisme politik semakin berkembang dimana data menunjukkan 57.70 persen masyarakat terlibat dalam praktik politik uang, sebanyak 29 persen menolak dan 13.23 persen tidak memberikan jawaban.
"Kondisi ini mengharuskan kita semua untuk terlibat aktif dalam pendidikan politik secara terencana, edukasi politik yang lebih luas, peningkatan akses terhadap Informasi dan peningkatan kesadaran dalam mengawal Pilkada ini diharapkan menghadirkan pemimpin yang berkualitas," ungkapnya.
Theofilus Lias Limongan juga menyampaikan bahwa Bawaslu Tana Toraja terus konsisten melakukan pendidikan politik secara terencana di semua kecamatan pada setiap saat.
"Tentu ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita semua bahwa generasi emas ini perlu diberikan perhatian yang serius dalam upaya pendidikan politik secara terencana dan masif. Sehingga, kita berharap kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi bahkan pemikiran dari kita semua yang dapat menjadi panduan, tugas dan tanggung jawab dalam menyongsong Pilkada yang masif, adil dan transparan," pungkasnya.
Kegiatan ini menghadirkan tiga Narasumber yakni Panji Prasetyo, Tenaga Ahli Komisi II DPR-RI membawakan materi "Membangun kesadaran dalam memilih", Daud Arung Pangarungan selaku Tokoh Adat dengan materi "Menyikapi Pemali, Untannuan Karapasan Umpatu Pilkada Tana Toraja Tahun 2024", kemudian Dr. Isak Pasulu' dengan materi "Politik Transaksional dan Manipulasi Nilai Budaya dalam Pemilukada".
Usai pemaparan materi dilanjutkan dengan penandatanganan pakta integritas bersama lintas tokoh Se-Kabupaten Tana Toraja dalam pemilihan serentak tahun 2024, dengan tema "Bersama Rakyat Awasi/Pemilu bersama BAWASLU Tegakkan Keadilan Pemilu".
Penulis : Hendrawan Tulak
Editor : Redaksi