REPLIKNEWS, PANGKEP -- Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diwarnai aksi bakar Ban dan keranda mayat sebagai simbol kekecewaan atas kenaikan harga BBM dan lemahnya penegakan Polres Maros. Aksi itu dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Butta Salewangang Maros di depan SPBU Buttatoa, Maros, Kamis (8/9/2022).
Dalam Aksi Unjuk Rasa tersebut Massa dari HMI Cabang Butta Salewangang Maros silih berganti Untuk menyuarakan aspirasinya dan Massa aksi juga membawa bendera dan spanduk sebagai simbol perlawanan.
Bukan hanya itu, massa aksi, HMI Cabang Butta Salewangang Maros yang terdiri Pengurus Cabang Dan komisariat sejajaran Juga membawa Isu sentral Kabupaten Maros Yaitu Berantas Mafia minyak di Kabupaten Maros.
Salah satu orator, Miftahul Chair mengatakan aksi kali ini merupakan bentuk kekecewaan atas kinerja Polres Maros tidak mampu mengatasi Mafia Solar di Kabupaten Maros.
“Hari ini kita telah saksikan bahwasanya, Polres Maros hanya mampu mengupayakan tindakan preventif ke para pelaku, kami menduga hal ini syarat akan permainan,” ujarnya.," teriak orator.
Lanjut, Miftahul Chair Menegaskan bahwa solusi dari Pemerintah mengeluarkan bantuan berupa Blt bukanlah solusi dan ini salah satu bukti bahwa rezim Jokowi-Ma'ruf Amin adalah lingkaran oligarki.
"Karena BLT cuma 4 bulan dengan total 600rb, pemerintah hanya mengibiri masyarakat dengan subsidi 5 ribu perharinya selama 4 bulan. Ini bukan solusi," tegasnya.
Terpisah, Jenderal Lapangan Syahdan Menegaskan Bahwah Pemerintah terlalu ceroboh dalam mengambil dan menetapkan suatu keputusan yang tidak pro terhadap Rakyat.
"Dampak terbesar kenaikan BBM ialah rakyat menengah ke bawah, padahal alibi pemerintah BBM dinikmati kalangan menengah ke atas,” ungkapnya.
Lanjut, syahdan Mengatakan Pemerintah kabupaten Maros, harus ambil andil persoalan BBM ini karena banyak hal yang harus di selesaikan di Kabupaten Maros.
"Pemerintah kabupaten maros harus bertindak proaktif menciptakan solusi akan dampak kenaikan BBM ini dan juga tegas untuk ke penegak hukum yang lemah terhadap mafia BBM di Maros," tegasnya.
Penulis : Wihandi Wiguna
Editor : Wahyu Rifki