REPLIKNEWS, PANGKEP – Anggota DPRD Kabupaten Pangkep, M. Ramli, angkat bicara dalam momentum peringatan Hari Nelayan Nasional, dengan menyoroti tiga persoalan besar yang hingga kini masih membelit kehidupan nelayan di daerah kepulauan dan pesisir.
Menurut Ramli, problem nelayan Pangkep tidak hanya soal cuaca dan laut yang tak menentu, tetapi lebih dalam lagi menyangkut kelestarian lingkungan, akses BBM, dan disparitas harga barang.
“Pertama, kita masih melihat praktik destruktif fishing terjadi di lapangan. Ini bukan semata soal pelanggaran, tapi juga soal kegagalan negara dalam memberikan edukasi dan solusi yang manusiawi,” tegas Ramli
Kedua, ia menyoroti sulitnya nelayan mendapatkan BBM dengan harga terjangkau. Ketidaktersediaan SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) dan distribusi LPG 3 Kg yang tidak merata di wilayah kepulauan, membuat nelayan harus membeli dari pengecer dengan harga tinggi.
“BBM menjadi nadi ekonomi nelayan. Kalau ini dibiarkan, jangan heran nelayan kita makin susah keluar melaut,” ujarnya.
Ketiga, ia mengkritik tajam disparitas harga barang yang dirasakan nelayan di pulau-pulau. Perbedaan harga logistik antara daratan dan kepulauan sangat mencolok, namun belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk menanganinya.
Ramli mendorong agar pemerintah daerah dan pusat serius menata ulang distribusi barang ke kepulauan, termasuk mengevaluasi program Tol Laut agar lebih berpihak kepada masyarakat kecil. Ia juga mendorong pelibatan BUMDes dalam pengelolaan logistik sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi lokal.
“Jangan jadikan Hari Nelayan cuma agenda seremoni. Saatnya pemerintah hadir menyentuh akar persoalan nelayan. Karena kalau laut rusak, BBM langka, dan harga melambung—bagaimana mereka bisa hidup layak?” tutup Ramli Pada Repliknews. Selasa (08/04/2025).(Wihandi)
Editor : Redaksi