REPLIKNEWS - Di tengah hiruk-pikuk dinamika pemerintahan pusat, satu hal yang patut diapresiasi adalah konsistensi Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg, dalam memperjuangkan kepentingan rakyatnya.
Ia kembali terbang ke Jakarta, bukan untuk seremonial, melainkan untuk membawa suara Bumi Lakipadada ke hadapan pengambil kebijakan nasional.
Pertemuan empat mata antara Bupati Zadrak dan Menteri PUPR, Dody Hanggodo, adalah simbol dari kepemimpinan yang aktif dan proaktif.
Tidak semua kepala daerah punya kesempatan dan keberanian untuk menyampaikan langsung aspirasi rakyatnya di ruang paling strategis di republik ini.
Dalam pertemuan itu, Bupati menyampaikan sejumlah usulan vital, seperti pembangunan GOR, sistem irigasi, Sekolah Rakyat, dan dukungan untuk Instruksi Presiden Jalan Daerah (IJD). Semuanya adalah kebutuhan nyata masyarakat Tana Toraja, bukan sekadar proyek mercusuar.
GOR adalah ruang penting untuk pembinaan generasi muda dan kegiatan sosial yang memperkuat kebersamaan. Irigasi menyangkut nyawa sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung ekonomi warga.
Sekolah Rakyat adalah investasi jangka panjang untuk sumber daya manusia, terutama di daerah-daerah terpencil. Sedangkan IJD, jika terealisasi, akan membuka keterisolasian dan mendekatkan pelayanan publik bagi banyak wilayah yang selama ini tertinggal secara infrastruktur.
Langkah Bupati Zadrak ini adalah refleksi dari semangat kepemimpinan yang tidak hanya bekerja dari balik meja, tapi hadir di pusat-pusat keputusan. Ia menunjukkan bahwa kepala daerah bukan sekadar administrator lokal, melainkan duta yang menjembatani kebutuhan rakyatnya dengan kebijakan negara.
Kita tentu berharap, suara dari Toraja tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti. Karena pada akhirnya, keberhasilan pembangunan bukan hanya soal anggaran dan kebijakan, tapi tentang siapa yang bersedia memperjuangkan, dan tidak lelah menyuarakan, apa yang menjadi kebutuhan riil masyarakat.
Dan dalam hal ini, Bupati Zadrak telah memberi contoh. (*)