Home Daerah Masyarakat Tator Krisis Solar Subsidi, Pemda Diharap Segera Bersurat ke Pertamina

Masyarakat Tator Krisis Solar Subsidi, Pemda Diharap Segera Bersurat ke Pertamina

REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Kekosongan BBM jenis Solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Mandetek, Kecamatan makale Utara, Tana Toraja membuat masyarakat kesulitan dalam melakukan aktifitas terutama bagi pengguna kendaraan.

Menurut Roy, pengawas SPBU Mandetek saat dikonfirmasi terkait masa berlaku denda dari Pihak Pertamina, Ia menjelaskan jika diendanya diperkirakan hingga bulan Maret mendatang.

"Iya masih didenda jadi belum ada Solar masuk, pas menjelang tahun baru kami dikasih kebijakan itupun cuma 1 minggu,  terakhir solar masuk tanggal 8/1/2023 kemarin, masa denda pemberhetian pasokan solar bersubsisi sampai bulan 3", tutur Roy kepada REPLIKNEWS, Sabtu (14/1/2023).

Kosongnya Solar bersubsidi di SPBU Mandetek menuai tanggapan serius dari berbagai pihak, baik itu masyarakat biasa maupun para tokoh-tokoh masyarakat.

Salah satunya datang dari wakil ketua DPC Partai Gerindra Tana Toraja, Marassan Mallisa.

Marassan Mallisa mengaku dirinya secara pribadi sangat merasakan dampak yang buruk dari denda yang diberikan pihak Pertamina kepada SPBU Mandetek.

"Saya secara pribadi mengalami dampak kekosongan solar subsidi, apalagi kan disekitar makale hanya SPBU Mandetek yang menjual solar subsidi, belum lagi wilayah barat kebawah kalau masyarakat butuh solar subsidi kalau tidak ke Rantrpao yah ke megkendek itupun kalau masih dapat antrian", tutur Marassan Mallisa Kepada REPLIKNEWS, Selasa (17/1/2023).

Menurut Marasssan Mallisa, kebijakan yang diambil oleh pihak Pertamina ini sangat merugikan masyarakat Toraja, khususnya para pencari nafkah yang meggunnakan BBM solar.

"Tentu keputusan yang diambil oleh Pertamina itu wajar-wajar saja, apalagi kalau memang SPBU tersebut beroperasi tidak sesuai dengan prosedur, tapi kan harus dilihat juga dampaknya kepada masyarakat banyak, kasian masyarakat yang harus ikut tersiksa karena tidak ada stok Solar subsidi",

"Kalau bisa yah pihak Pertamina segera meninjau ulang keputusannya, dan secepat mungkin memberi pasokan Solar subsidi ke SPBU Mandetek", pungkas Marassan Mallisa.

Hal senada juga diungkapkan anggota DPRD Tator dari Fraksi Demokrat, Kristian Lambe,  menurutnya kebutuhan solar di Toraja cukup banyak yg digunakan oleh kendaraan pribadi, Angkutan umum, truk,bus,alat berat, dan industri sehingga kebutuhan solar subsidi sangat diperlukan.

"Tentunya kejadian ini sangat meresahkan masyarakat luas karena sangat berdampak pada perekonomian dan memperlambat roda ekonomi, diharapkan Pemda segera menyurat ke pihak Pertamina agar memberikan kuota solar subsidi seperti normalnya ke SPBU Mandetek, karena dampak sosial ini akan mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat yang begitu dinamis dan mobilitas yang tinggi", tutur Kristian Lambe

Kristian juga meminta agar kedepannya semua pihak ikut berperan dalam mengawasi penggunaan BBM di Tana Toraja.

"Forkopimda Tator dan Torut perlu segera menyikapi kelangkaan BBM dengan melakukan pengawasan ketat agar tidak terjadi pengisian pada jerigen dan mobil yang menggunakan tangki rakitan, dan menindak jika ada oknum yang menimbun", pungkas Anggota DPRD Tator, Kristian H.P Lambe.

Sementara itu, Rizwan Tajuddin selaku Manager SPBU Mandetek mengatakan bahwa apa yang menjadi temuan Pihak Pertamina sehingga memberikan sanksi berupa di stopkannya pasokan solar subsidi ke SPBU miliknya akan segera Ia benahi.

"Kami menghargai apa yang menjadi keputusan pihak Pertamina sehingga SPBU kami tidak diberi pasokan solar subsidi, namun kami berjanji kedepannya kami akan benahi seluruh manajemen di SPBU Harapan Jaya Grup dan akan beroperasi dengan sebaik mungkin", tutur Rizwan Tajuddin.

"Kami berharap semoga pihak Pertamina bisa kembali memberikan kami pasokan solar subsidi, agar masyarakat Tana Toraja tidak terlalu lama menjerit akibat kekosongan solar subsidi", tutup Rizwan.

Penulis   : Martinus Rettang
Editor     : Iga