REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Ditengah tantangan krisis pangan global Mahasiswa KKN-T UKI Toraja Kelurahan Ariang hadir dengan inovasi pertanian yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan Bongkol Pisang sebagai bahan dasar pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari bongkol pisang.
Pemanfaatan POC Bongkol Pisang tentunya menjadi jawaban untuk petani yang sulit dalam mendapatkan pupuk terutama pupuk subsidi yang masih terbatas dikarnakan prosedural dalam mendapatkan pupuk yang masih dianggap berbelit-belit.
Tak hanya POC Bongkol Pisang, para mahasiswa ini juga memperkenalkan daun pepaya sebagai pestisida nabati menjaga tanaman dari hama.
Koordinator Kelurahan KKN-T Kelurahan Ariang, Albert Punaga, menyampaikan ketahanan pangan merupakan salah satu sektor utama dalam upaya mewujudkan kedaulatan Negara, Bangsa yang kuat dan mandiri adalah Bangsa yang mampu menyediakan pangannya sendiri.
"Kami hadir memperkenalkan POC bongkol pisang dan pestisida daun pepaya untuk menjawab keresahan masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai petani yang mengeluh dengan persoalan pupuk dan pestisida dalam kesehariannya bertani," terang Albert dalam keterangannya, Rabu (27/08/2025).
Selain itu, Mahasiswa KKN-T Kelurahan Ariang dalam pengimplementasian POC bongkol pisang dan pestisida nabati daun pepaya menggunakan metode bertani vertikultura sederhana dengan memanfaatkan sampah plastik (Botol Mineral) sebagai wadah menanam tanaman.
"Dalam pengimplementasian POC bongkol pisang dan pestisida daun pepaya, kami juga memperkenalkan metode bertani vertikultura sederhana dari bahan dasar Bambu dengan nuansa kearifan lokal, juga wadah bertani yang memanfaatkan sampah plastik guna mendukung Program Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dengan Tagline "TORAJA MASERO," jelas Albert.
Ia mejelaskan metode ini tidak membutuhkan lahan yang luas namun tidak menurunkan hasil produktivitas dan produksi pertanian yang bisa dihasilkan.
Albert menambahkan, program Kerja KKN-T Kelurahan Ariang yang berfokus pada Sektor Pertanian disambut baik Masyarakat, tidak hanya masyarakat yang berprofesi sebagai petani, juga masyarakat yang berprofesi lainnya menyebutkan bahwa bertani dengan metode ini bisa dilakukan semua kalangan. (*)
Editor : Redaksi