REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Masyarakat Dusun Roni, Lembang Uluway, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja gotong-royong menimbun salah satu jalan penghubung antar desa yang sudah bertahun-tahun rusak parah dan tak kunjung di perbaiki oleh Pemerintah.
Diketahui jalan tersebut merupakan akses yang sering dilalui oleh masyarakat setempat untuk mencari nafkah, namun banyak keluhan masyarakat terhadap pihak lembang setempat dimana sama sekali tidak ada bantuan dari dana desa yang digadang mencapai ratusan juta rupiah.
"Jalan ini sudah bertahun-tahun rusak dan dibiarkan saja, tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah Lembang Uluway. Padahal, anggaran yang masuk setiap tahun itu mencapai ratusan juta rupiah," keluh salah satu warga kepada REPLIKNEWS via WhatsApp messenger, Senin (24/7/2023).
Menurutnya, jalanan tersebut sudah bertahun-tahun tidak pernah di sentuh oleh pemerintah setempat, sehingga keluarga besar masyarakat Desa Roni berjibaku mengumpulkan dana seadanya untuk menimbun jalanan tersebut.
"Kami dari keluarga besar Desa Roni berinisiatif mengerjakan jalan tersebut secara swadaya dengan biaya dan peralatan seadanya, karena kalau mengharapkan pemerintah mungkin jalan ini tidak akan pernah diperbaiki," cetusnya.
Masyarakat setempat khususnya Desa Roni mengharapkan pihak lembang Uluway agar lebih transparan mengenai dana desa khususnya beberapa hal yang sangat di butuhkan oleh masyarakat seperti perbaikan infrastruktur jalan.
Sementara itu Kepala Lembang Uluway Parassan Paembonan saat dikonfirmasi terkait keluhan masyarakatnya mengatakan bahwa pembangunan diwilayahnya sebelumnya sudah terjadwal dan digilir di masing-masing dusun.
"Kita sudah ada palanning setiap tahun kan digilir, yang penting sesuai dengan prioritas. Lagian dibawah itu baru-baru saya cor jalannya, jadi tidak mungkin lah pembangunan kita prioritaskan hanya di satu titik saja. Terkait keluhan masyarakat, saya tidak masalah karena sebagai pemimpin tidak boleh anti kritik," terang Parassan Paembonan kepada REPLIKNEWS, Selasa (25/7/2023).
Ditambahkan Parassan bahwa jalan tersebut sudah dianggarkan tahun lalu tapi tidak terealisasi karena anggaran dialokasikan untuk penanganan Covid-19.
"Memang dulu kita anggarankan tapi kan masa Covid jadi tidak terealisasi. Kalau tahun ini belum karena baru-baru kita cor itu jalannya dibawa sekitar 200 meter," ujarnya.
"Prinsip saya kan yang berkeadilan, pembangunan itu harus merata, terlepas dari prioritas atau tidak kan harus kita rencanakan, bukan karena kepentingan satu atau dua orang saja dan itu sudah kita rencanakan di setiap dusun dari tahun ke tahun," pungkas Parassan Paembonan.
Penulis : Martinus Rettang
Editor : Iga