REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Pehimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Toraja mengikuti kegiatan Konfrensi Study Regional yang diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah, 24-28 Oktober 2023.
Kegiatan yang diikuti oleh Cabang PMKRI se-Regio XI ini (PMKRI C. Makassar, PMKRI C. Kendari, PMKRI C. Toraja, PMKRI C. Gowa, PMKRI C. Palu dan PMKRI Calon Cabang Majene) dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Bapak H. Saiful Rahmat Dasuki, S. IP., M. Si. Kegiatan ini juga akan membahas isu-isu strategis di kawasan Sulawesi dengan merujuk pada tema "Dampak IKN Berwawasan Ekologis Terhadap Pembangunan Kawasan Sulawesi".
Ketua Delegasi PMKRI Cabang Toraja Yoben Sampe dalam keterangannya mengungkapkan bahwa delegasi PMKRI Cabang Toraja yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah empat orang dan membawa beberapa rekomendasi isu-isu strategis di ruang lingkup gerak PMKRI Cabang Toraja yang ada di Tana Toraja dan Toraja utara.
"Kami hadir membawa beberapa rekomendasi isu, sehingga kehadiran kami disini sangat membutuhkan suport dari pemerintah bahkan seluruh elemen masyarakat Toraja," ungkap Yoben kepada REPLIKNEWS, Kamis (26/10/2023).
Sementara itu ketua Presidium PMKRI Cabang Toraja menegaskan bahwa Kegiatan KSR merupakan salah satu upaya PMKRI untuk melihat isu strategis yang perlu di dorong terkusus di Regio XI Sulawesi. Oleh karena itu, PMKRI Cab. Toraja sendiri melihat pentingnya membawah isu Toraja ke tingkat Regional untuk di bahas dan hasilnya akan di berikan kepada Pemda Tator dan Torut sehingga dapat menjadi acuan dalam pembagunan Daerah.
"Ada beberapa isu-isu lokal di kabupaten Tana Toraja dan Toraja utara yang kami bawah dalam forum KSR kali ini baik itu yang menyangkut soal pariwisata, sosial budaya, politik, hingga pengembangan sumber daya manusia," jelas Demianus.
Lanjut kata dia, karena kita tahu bersama bahwa posisi Toraja hari ini dengan hadirnya IKN tentu akan berdampak terhadap situasi geopolitik Toraja di masa mendatang, dan Toraja yang selama ini dikenal dengan daerah pariwisata bisa saja tergeser jika pemerintah tidak melakukan upayah dalam pengembangan potensi ini.
"Hari ini di Toraja sudah marak kegiatan-kegiatan eksploitasi yang berpotensi merusak alam dan keberlanjutan pembangunan ekologis, sehingga kami berupaya mendorong forum ini agar melihat isu ini sebagai isu bersama yang nantinya dapat melahirkan rekomendasi yang konkrit untuk selanjutnya dapat ditindaklanjuti," pungkas Demianus.
Seperti diketahui bahwa setelah kegiatan Konferensi Study Regional ini berakhir pada bulan November 2023 mendatang di Denpasar Bali akan berlangsung Konferensi Study Nasional, dan nantinya akan membahas rekomendasi ini ke forum Nasional.
Penulis : Martinus Rettang
Editor : Redaksi