Home Nasional Hari Ketiga PRPG, Bahas Peran Perempuan dalam Menghadapai Ketahanan Pangan dan Krisis Ekologi di Indonesia

Hari Ketiga PRPG, Bahas Peran Perempuan dalam Menghadapai Ketahanan Pangan dan Krisis Ekologi di Indonesia

REPLIKNEWS, TANA TORAJA – Pertemuan Raya Persekutuan Perempuan Gereja (PRPrG) Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah memasuki hari ketiga dengan agenda utama yang mendalam mengenai peran perempuan dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan krisis ekologi di Indonesia yang terselenggara di aula Gedung Tammuan Mali', Makale, Tana Toraja, Sabtu (02/11/2024).

Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pemimpin gereja dan tokoh perempuan dari seluruh Indonesia yang berkomitmen untuk memperkuat kontribusi perempuan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan.

Pada hari ketiga ini, diskusi diwarnai dengan pemaparan dampak krisis iklim terhadap ketahanan pangan di berbagai wilayah Indonesia. Materi dipaparkan langsung para ahli dan aktivis perempuan.

Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah bagaimana perempuan, khususnya yang tinggal di daerah pedesaan yang seringkali berada di garis depan dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh perubahan iklim, seperti kekeringan yang berdampak pada hasil panen dan akses air bersih yang semakin sulit.

Dalam sesi diskusi panel, beberapa pembicara menyampaikan pengalaman serta inisiatif perempuan yang telah dilakukan di tingkat komunitas untuk meningkatkan ketahanan pangan yang meliputi program pertanian berkelanjutan, seperti metode pertanian organik dan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan lokal.

Para pembicara juga menekankan pentingnya kolaborasi antara komunitas gereja dan pemerintah untuk mendukung akses perempuan terhadap pendidikan, sumber daya, dan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

"Perempuan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan di rumah tangga mereka, terutama dalam situasi krisis ekologi yang semakin terasa di Indonesia. Kemandirian perempuan dalam hal ini harus didukung penuh melalui kebijakan dan tindakan konkret," ungkap salah satu pembicara dalam sesi tersebut.

Selain itu, diskusi juga menyoroti peran perempuan dalam menghadapi krisis ekologi yang semakin mengancam ekosistem di Indonesia. Para peserta berdiskusi tentang pentingnya mengadvokasi kebijakan lingkungan yang lebih proaktif dan perlindungan terhadap sumber daya alam yang seringkali menjadi tumpuan mata pencaharian masyarakat.

Yeni, salah satu peserta PGI dari makassar menyatakan bahwa upaya mengatasi krisis ekologi dan memperkuat ketahanan pangan membutuhkan peran perempuan sebagai agen perubahan.

"Kita semua sebagai bagian dari komunitas gereja, perlu memberikan ruang dan dukungan bagi perempuan untuk berpartisipasi lebih dalam di bidang lingkungan dan ketahanan pangan. Komitmen bersama ini diharapkan dapat memberi dampak positif pada generasi mendatang," kata Yeni.

Pertemuan Raya PRPrG-PGI ini akan berlanjut hingga besok siang pada tanggal 03 November 2023, dengan rangkaian agenda yang dirancang untuk terus memacu dialog sesi terakhir, serta aksi nyata yang memberdayakan perempuan dalam menjaga ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan.

Persekutuan Perempuan Gereja (PRPrG) adalah wadah bagi para perempuan di lingkungan Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) untuk berkolaborasi dalam misi pelayanan gerejawi dan sosial. Melalui pertemuan raya ini, PRPrG berupaya memperkuat peran perempuan dalam isu-isu strategis yang berdampak pada kehidupan masyarakat luas.

Editor    : Redaksi