REPLIKNEWS, JAKARTA - Direktur Eksekutif Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi memberikan 'standing applause' atas capaian gemilang Krakatau Steel. Setelah delapan tahun berturut-turut sejak 2012 mengalami kerugian, perusahaan baja kebanggaan Indonesia itu berhasil mencatatkan laba bersih Rp 326 miliar pada tahun 2020 dan berlanjut Rp 609 miliar hingga Juli 2021.
"Banyak yang terheran-heran bahkan tidak percaya bahwa Krakatau Steel yang dulunya penuh karat sekarang perlahan mulai mengkilap. Bayangkan! Delapan tahun berturut-turut mengalami kerugian, tiba-tiba mencatatkan keuntungan. Siapa yang tidak bertanya-tanya? Kok bisa? Apalagi prestasi demikian berhasil diraih pada saat Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan dunia usaha. Namun, begitulah faktanya. Layak diberi 'standing applause'," ujar R Haidar Alwi via rilis, Sabtu (18/9/2021).
Selain laba bersih, Krakatau Steel juga membukukan penjualan sebesar Rp 17,7 triliun per Juli 2021, naik 44,1% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020. Hal itu ditopang oleh tren ekspor yang mengalami peningkatan hingga 515% dari Rp 321 miliar menjadi Rp 1,98 triliun. Efisiensi berkelanjutan juga terus dilakukan, fixed cost turun 19% dan variable cost turun 11%. Tahun 2020 berhasil menghemat biaya operasional sampai 41%. Restrukturisasi keuangan Rp 29 triliun tahun 2020 menjadi yang terbesar di Indonesia. Dampaknya, beban bunga selama sembilan tahun turun dari Rp 12,3 triliun menjadi Rp 6,7 triliun. Dengan demikian, total penghematannya adalah sebesar Rp 9,9 triliun. Di Kuartal IV 2021 ini, akan berkurang lagi sebanyak Rp 2,9 triliun.
Krakatau Steel juga memperkuat bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan dengan membentuk Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur pada Juni 2021 dan Subholding Krakatau Baja Industri pada Agustus 2021. Pembentukan kedua Subholding ini dilakukan hanya dalam tempo yang relatif singkat yaitu dalam waktu tiga bulan. Kinerja Subholding Krakatau Sarana Infrasruktur hingga Agustus 2021 mencatat penjualan sebesar Rp 2,4 triliun dengan perolehan laba bersih sebesar Rp 348 miliar dan kinerja Subholding Krakatau Baja Konstruksi sampai dengan Agustus 2021 mencatat nilai penjualan sebesar Rp 3,4 triliun dan laba bersih sebesar Rp 111,9 miliar.
Tanpa menafikan kerja keras berbagai pihak, lanjut R Haidar Alwi, capaian gemilang Krakatau Steel tidak terlepas dari peran dua tokoh utama. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim. Sebelum Erick Thohir ditunjuk menjadi Menteri BUMN pada 23 Oktober 2019, Silmy Karim telah terlebih dahulu dipercaya memimpin Krakatau Steel sejak 6 September 2018 ketika Rini Soemarno masih menjabat sebagai Menteri BUMN.
"Artinya, hanya butuh dua tahun bagi Silmy Karim untuk membalikkan keadaan dari rugi terus menjadi untung. Tangan dingin Silmy Karim ini kemudian diperkuat dengan kehadiran Erick Thohir sebagai Menteri BUMN. Kolaborasi keduanya benar-benar berhasil mengubah Krakatau Steel menjadi perusahaan yang sehat dan berdaya saing pasca dilakukannya transformasi dan restrukturisasi secara menyeluruh. The right men on the right place at the right time," pungkas R Haidar Alwi. (*/iqb).