Home Provinsi Bencana Longsor Kian Meradang, IPPEMSI Makassar: Ultimatum Bagi Pemerintah

Bencana Longsor Kian Meradang, IPPEMSI Makassar: Ultimatum Bagi Pemerintah

REPLIKNEWS, MAKASSAR - Intensitas hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir, membuat beberapa daerah di Tana Toraja terdampak bencana, mulai dari tanah longsor, pohon tumbang hingga banjir. 

Terkhusus di jalan utama Simbuang-Mappak, material longsor menutup badan jalan sehingga menyebabkan akses menuju kecamatan Simbuang-Mappak dari Sibanawa begitupun sebaliknya tidak bisa dilalui kendaraan terutama kendaraan roda empat.

Hal ini sontak menuai kritikan dari Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simbuang-Mappak (IPPEMSI) Makassar. 

Ketua 1 IPPEMSI Makassar, Budi Mangawi yang beberapa waktu lalu meninjau langsung longsor di Simbuang-Mappak mengatakan, beberapa titik longsor yang membuat akses tertutup sehingga sangat sulit untuk dilalui. 

"Harus di tandu untuk bisa lepas dari tumpukan longsor, Banyak masyarakat mengeluh setiap melewati longsor, dikarenakan harus membayar ongkos tandu motor sebanyak Lima puluh ribu rupiah untuk sekali tandu," tuturnya, Selasa (23/11/2021) malam. 

"Akses yang tertutup akibat longsor merupakan akses utama yang dilalui para pelaku usaha untuk menyuplai semua jenis kebutuhan masyarakat begitu juga hasil bumi masyarkat di dua kecamatan ini juga tidak bisa di angkut untuk di jual ke Sulbar akibat akses jalan yang tertutup,” lanjut Ketua IPPEMSI Budi Mangawi. 

Dikatakan Budi, sejauh ini belum ada tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani masalah ini. 

“Tentu ini harus menjadi perhatian serius dari pemerintah mulai dari tingkat Desa, Kecamatan hingga Pemerintah Daerah Kabupaten sebab jika hal ini di biarkan berlarut larut tanpa reaksi cepat maka dampaknya sangat luar biasa bagi masyarakat Simbuang-Mappak," tegasnya. 

Hal senada disampaikan oleh koodinator Departemen media dan komunikasi IPPEMSI Makassar, Yogi. 

Yogi menjelaskan, selain akses jalan yang tertutup akibat longsor juga ada sala satu sekolah yang terkena dampak longsor akibat curah hujan yang tinggi.

"SMA Negeri 12 Tana Toraja yang mengalami kerusakan permanen pada bangunan sekolah akibat material longsor yang menimpa beberapa ruang kelas belajar sehingga membuat aktivitas belajar di beberapa kelas mengalami kendala serius," tandanya. 

“Hal ini juga mesti di tangani secepatnya oleh pemerintah terkait untuk membuat situasi atau aktivitas belajar siswa kembali normal, sebab tidak memungkinkan untuk dilaksanakan belajar dari rumah (daring) karena persoalan jaringan di kecamatan ini belum ada," lanjutnya. 

"Oleh karena itu, ultimatum ini adalah sikap tegas IPPEMSI Makassar terhadap pemerintah yang sampai sekarang tak ada sikap sigap dalam Menangani persoalan tersebut," Tutup Yogi.

Diketahui, dari situs resmi Iklim Sulsel, Kecamatan Simbuang-Mappak masuk dalam kategori (Awas) untuk sepuluh hari kedepan yang artinya curah hujan paling tinggi terdampak di Sulawesi-Selatan. (*/Red)