REPLIKNEWS, SOROAKO - Barisan Relawan Jokowi Predisen (Bara JP) Luwu bertemu Presiden Jokowi bebera waktu lalu disela-sela kunjungan kerja (kunker) orang nomor satu di Indonesai itu di Soraoko, Luwu Timur, Kamis 30 Maret Lalu.
Edyson Linnong, S.H., M.H selaku Ketua LBH Bara JP Luwu Raya mengatakan dalam pertemuan singkat dengan Presiden di Bandara Soroako saat akan kembali ke Jakarta, 11 anggota Bara JP Luwu Raya menyampaikan tiga point penting kepada Presiden dalam secarik kertas.
Poin yang pertama kata Edyson yaitu melakukan evaluasi terhadap pemetaan tanah Negara dan tanah Rakyat di Ranteballa dan sekitarnya yang masuk dalam area konsesi Tambang Emas telah dipetakan oleh aparat Desa bersama PT. Masmindo Dwi Area (PT. MDA).
Sebab, pemetaan tersebut tidak melibatkan para ahli waris pemilik lahan dan sebagian besar lahan adalah dalam bentuk Hutan dan gunung.
"Dengan beraninya aparat pemerintah bersama PT. MDA memetakan tanah negara dan tanah warisan masyarakat Ranteballa dengan mengatasnamakan pihak pihak yang tidak memiliki alas hak dalam lokasi konsesi tersebut kemudian tanah tersebut dijual dan dibeli oleh PT. MDA", kata Edyson kepada REPLIKNEWS, Senin (3/4/2023).
Menurutnya, cara ini sangat merugikan negara dan para ahli waris, karena para ahli waris pemilik tanah yang merasa dirugikan di Ranteballa telah memberikan kuasa kepada LBH BARA JP Pusat untuk diperjuangkan agar hak-haknya dikembalikan.
"Menurut hasil pengamatan Ketua LBH BARA JP Perwakilan Palopo bahwa di Ranteballa ada pihak-pihak yang menguasai sampai puluhan bahkan ratusan hektar tanah, hal ini jelas kami pertanyakan dan kami meminta aparat hukum agar turun memeriksa pihak-pihak tersebut", terangnya.
Kemudian, usulan kedua lanjut Edyson yaitu Luwu Raya membutuhkan Universitas Negeri. "Dalam pertemuan singkat tersebut kami meminta kepada Presiden agar Universitas Andi Djemma (UNANDA) dijadikan Universitas Negeri yang mana saat ini sudah diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas bantuan BARA JP Palopo", ujarnya.
Kemudian, usulan ketiga yaitu melanjutkan pembangunan jalan ke Kecamatan Seko, sebab kata Edyson jalan tersebut sempat viral beberapa waktu lalu dimana seorang ibu hamil dan sakit ditandu dari Seko ke Masamba, sebab akses jalan yang tidak bagus, akibatnya Ibu tersebut meninggal dunia.
"Kembali ke Seko juga dengan cara di tandu sehingga BARA JP merasa terpanggil agar kejadian ini tidak terulang lagi dan berharap Pemerintah menuntaskan pembangunan jalan ke Seko", ujar Edyson.
Pengacara kondang itu juga mengutarakan, dalam diskusi mengenai jalan ke Seko, Presiden menyarankan agar berkoordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan jangan ke Pusat terus.
"Usulan yang kami tuliskan pada secarik kertas tetap diterima oleh Presiden dan diserahkan ke Ajudannya", pungkasnya.
Penulis : Iga
Edtor : Redaksi