REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Di sepanjang Jalan RA Kartini, atau di depan Taman PKK Makale, Tana Toraja suasana selama ini ramai oleh pedagang kaki lima.
Aneka jajanan, kuliner khas, hingga minuman tersaji dari tenda ke tenda. Namun, di balik keramaian itu, pemerintah melihat ada persoalan, wajah kota yang semrawut dan ruang publik yang terganggu.
Pemda Tana Toraja kemudian memilih langkah yang tidak mudah, merelokasi para pedagang. Bukan untuk mengusir, melainkan menghadirkan tempat yang lebih layak dan teratur.
Pilihannya jatuh pada Pasar Seni, sebuah kawasan yang dirancang menjadi pusat kuliner baru di jantung Kota Makale.
"Kami ingin penataan kota berjalan baik, tapi pedagang tetap bisa berjualan dengan nyaman. Karena itu, kami siapkan 20 tenda kerucut seragam di Pasar Seni," ujar Kepala Disperindagkop Tana Toraja, Sakka Allorerung, Senin (25/8/2025).
Yang menarik, tenda-tenda tersebut bukan dibiayai APBD, melainkan bantuan pribadi dari Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg. Kepedulian itu membuat para pedagang tidak perlu memikirkan biaya tambahan untuk pindah.
"Benar, tendanya murni dana pribadi dari Pak Bupati," tegas Sakka.
Retribusi pun tetap ringan, hanya dihitung berdasarkan luas lapak. Dengan tarif Rp2 ribu per meter, sebuah lapak berukuran 3 x 3 meter misalnya, hanya dikenakan Rp18 ribu.
Angka ini jauh dari isu miring yang menyebut pedagang bakal dibebani pajak hingga 25 persen.
Bagi Pemda, Pasar Seni bukan sekadar tempat relokasi. Lebih dari itu, kawasan ini disiapkan menjadi etalase kuliner Tana Toraja.
Lokasinya luas, aksesnya melingkar, dan posisinya berada di pusat kota, sebuah keunggulan yang tidak dimiliki banyak titik di Makale.
"Pak Bupati ingin menjadikan Pasar Seni sebagai pusat kuliner yang tertata, sekaligus mempercantik wajah kota. Ini bukan hanya untuk pedagang, tapi juga untuk masyarakat dan wisatawan," jelas Sakka.
Langkah ini mungkin hanya dimulai dari belasan pedagang yang direlokasi, tapi dampaknya jauh lebih besar.
Penataan kota berjalan, pedagang mendapat tempat lebih representatif, sementara Makale mendapat wajah baru, sebuah kawasan kuliner yang terpusat, rapi, dan menarik. (*)
Editor : Redaksi