REPLIKNEWS, TORAJA - Rangkaian kegiatan perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Seduni (HIMAS) yang dipusatkan di Toraja diawali Spiritual Journey dengan mengunjungi tempat bersejarah dan sakral yang di Toraja, Minggu (6/8/2023). HIMAS tahun ini dipusatkan di objek wisata Ke'te Kesu, Kecamatan Kesu', Toraja Utara.
Spiritual Journey diikuti peserta HIMAS yang datang dari berbagai wilayah adat se Nusantara.
Tempat pertama yang dikunjungi yaitu Sa'dan To'barana yang terletak di Desa (Lembang) Sa'dan Malimbong, Kecamatan Sa'dan, Kabupaten Toraja Utara. Sa'dan To'barana merupakan kawasan wisata yang dijuluki sebagai kampung sentra tenun, salah satunya di Tongkonan (Rumah Adat) Ponglabba. Ditempat inilah asal mula kain tenun Toraja yang sudah dikenal luas.
Lewaran Rantela'bi, ketua yayasan objek wisata tenun To'barana' mengatakan, produksi pertama kain tenun Toraja dihasilkan di wisata tenun To'barana.
"Tenun pertama orang Toraja ada namanya 'pa' borong-borong' dan itu di produksi disini, setelah itu lahirlah berbagai motif sampai sekarang," kata Lewaran kepada REPLIKNEWS saat ditemui.
Selain melihat proses produksi kain tenun Toraja, Lewaran Rantela'bi juga menjelaskan sejarah yang ada di Tongkonan Ponglabba. Bertolak dari Sa'dan To'barana, rombongan peserta HIMAS kemudian melanjutkan Spiritual Journey di Kalimbuang Bori' yang terletak di Bori', Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara.
Objek wisata ini merupakan sebuah Rante (Tempat pelaksanaan upacara adat tingkat tinggi bagi orang Toraja). Dilokasi ini terdapat 102 menhir (Simbuang Batu) yang berdiri tegak sebagai penanda dari setiap upacara pemakaman yang diadakan di area Rante.
Selain menhir, diarea belakang Rante juga terdapat pekuburan bayi (Passilliran pia) dalam pohon yang masih hidup.Sekjen Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PB AMAN), Rukka Sombolinggi' mengatakan, Spiritual Journey ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan HIMAS yang di pusatkan di Toraja.
"Kita mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang sangat penting dalam keberadaan kita sebagai orang Toraja sebagai Masyarakat adat," kata Rukka.
Rukka menyebut, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan tentang adat dan budaya Toraja kepada masyarakat dari luar yang datang merayakan HIMAS.
"Masyarakat adat yang hadir dari tempat lain memiliki tradisi dan adat yang berbeda tidak sama dengan orang Toraja, sehingga kesempatan ini kita gunakan untuk memperkenalkan bagaimana Rante digunakan sebagai tempat ritual penguburan bagi orang Toraja, termasuk apa makna dari batu-batu (Simbuang) yang ada disini," jelasnya.
Ia berharap, informasi yang didapat masyarakat adat dari luar daerah Toraja menjadi bekal untuk memaknai betapa pentingnya menjaga adat, pentingnya menjaga hubungan dengan leluhur yang erat kaitanya dengan filosopi 'Tallu Lolona' yakni, Lolo Tau (Manusia) Lolo Patuoan (Hewan) dan Lolo Tanananan (Tanaman) atau tiga pucuk kehidupan, yakni manusia, hewan, dan tanaman.
Sementara salah satu peserta, Dorince Megue dari Sentani Jayapura Papua, mengaku kagum dengan rumah adat Toraja (Tongkonan) dan Lumbung (Alang) serta adat dan budaya toraja yang sangat luar biasa.
"Ini pertama kalinya saya datang di Toraja, sangat luar biasa yah acara ini mulai tadi kita datang di Tongkonan di Sa'dan To'barana, kita disambut keluarga dengan hangat, itu membuat saya kagum," kata Dorince.
Selain mengagumi keunikan rumah adat Toraja, Dorince juga kagum dengan kenunikan adat dan budaya Toraja.
"Di objek wisata Kalimbuang Bori' kita di suguhkan dengan keunikan adat dan budaya terkait ritual pesta orang mati di Toraja, jadi sangat luar biasa acara ini," terangnya.
Penulis : Iga
Editor : Redaksi