Home Pendidikan PMKRI Cabang Toraja Sesalkan Bobroknya Sistem di Internal Kampus UKI Toraja

PMKRI Cabang Toraja Sesalkan Bobroknya Sistem di Internal Kampus UKI Toraja

REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Antrian panjang mahasiswa di samping Kampus UKI Toraja tepatnya di Bank BNI Makale Tana Toraja menjadi sorotan masyarakat yang melintas di jalan sekitaran bundaran kolam Makale, Senin (4/12/2023).

Kejadian saling desak-desakan antar mahasiswa diketahui dipicu oleh pengambilan nomor antrian untuk pelayanan pembayaran uang SKS Mahasiswa UKI Toraja sehingga membuat petugas Bank sangat kewalahan dalam melayani rombongan mahasiswa tersebut karena jumlah mereka yang sangat banyak.

Menanggapi hal tersebut, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Toraja Sanctus Paulus sebagai wadah pembinaan dan perjuangan yang berbasiskan mahasiswa menyoroti hal tersebut.

Albert Punaga selaku Presidium Hubungan Perguruan Tinggi PMKRI Cabang Toraja menyampaikan bahwa hal tersebut dipicu karena adanya ketakutan dari Mahasiswa UKIT untuk telat membayar karena hari ini (Senin 4/12/2023) merupakan kesempatan terakhir sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh pihak kampus UKI Toraja.

"Mahasiswa ketakutan karena pihak Kampus UKI Toraja sudah menetapkan akhir waktu pembayaran, dan jika lewat dari itu akan dikenakan denda sebesar Rp250.000/orang," jelas Albert sapaan akrabnya.

Lebih lanjut iya menegaskan bahwa akar persoalan ini adalah masalah akses untuk pembayaran yang hanya dilayani lewat Bank BNI   yang ada Toraja dengan jumlah yang terbatas sehingga itu tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa aktif UKI Toraja yang melakukan pembayaran sekitar 9000 orang.

Salah satu solusi yang ditawarkan dari kampus adalah melakukan pembayaran lewat ATM BNI, Mobile Banking BNI atau agen 46 BNI namun itu membutuhkan biaya transfer ke admin agen yang hampir mencapai angkah Rp10.000/orang, sehingga hal ini dinilai bukan solusi yang konkrit karena masih memungut biaya diluar dari pada nominal yang akan dibayarkan.

"Kami menilai solusi yang diberikan oleh pihak Kampus UKI Toraja justru akan memberatkan beban mahasiswa, kasian mereka harus membayar biaya transfer jika menggunakan ATM, Mobile Banking ataupun agen 46 BNI dan nilainya tidak sedikit," ketus Albert.

Senada dengan hal itu, Demianus selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Toraja menegaskan bahwa persoalan tersebut juga dipicu oleh bobroknya sistem yang berlaku di Internal  kampus UKI Toraja saat ini.

Demianus menilai kampus yang menjadi kebanggaan masyarakat Toraja selama ini tidak lagi berorientasi kepada peningkatan mutu pelayanan kepada para mahasiswanya untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat Toraja, tapi fokus untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya.

"Kami menilai bahwa UKI Toraja hari ini telah keluar dari motto pelayanannya yaitu melayani dengan kasih, mereka hanya fokus pada persoalan uang tanpa memikirkan mahasiswanya," kesal Alvin sapaan akrab ketua Presidium PMKRI Cabang Toraja.

Melihat persoalan tersebut, PMKRI Cabang Toraja meminta pihak kampus UKI Toraja untuk melakukan beberapa evaluasi kebijakan seperti:

1.Tidak mengenakan denda bagi mahasiswa yang telat melunasi uang SKS, demi menghindari depresi berlebihan mahasiswa akibat tekanan intervensi denda.

2.Pembayaran boleh diakses di semua Bank, demi menghindari antrian panjang dan keterlambatan pembayaran.

3.Tidak mempersulit mahasiswa dalam pengurusan admistrasi apapun.

"Jika ketiganya itu bisa direalisasikan pihak Kampus UKI Toraja, maka tidak akan ada lagi persoalan yang dialami mahasiswa, khususunya pada keterlambatan pembayaran administrasi perkuliahan," pungkas Demianus 


Penulis     : Martinus Rettang
Editor       : Redaksi