REPLIKNEWS, PANGKEP – Di aula sederhana SPBU Mitra Sahabat, Selasa malam, 11 November 2025, semangat biru-restorasi Partai NasDem kembali hidup. Lampu-lampu neon memantul di wajah kader yang duduk rapat, saling menepuk bahu, menandai 14 tahun perjalanan partai yang lahir dari gagasan perubahan. Di tengah keramaian itu, Ketua DPRD Pangkep H. Haris Gani berdiri, menyatukan suara para kader yang sejak sore sibuk menata ruangan, tumpeng, dan paket sembako yang akan dibagikan.

Haris tampil tanpa banyak seremoni. Kalimatnya pendek, namun menancap: “HUT ke-14 ini harus menjadi momentum memperkuat soliditas dan komitmen kita untuk bekerja nyata bagi rakyat. NasDem bukan sekadar partai politik, tapi gerakan yang membawa perubahan.” Kader di barisan depan mengangguk, sebagian merekam dengan ponsel yang menghadap panggung.

Di balik kata-kata itu, Haris sedang mengingatkan kembali DNA partai: gerakan restorasi yang harus terasa bukan hanya dalam pidato, tetapi juga dalam kerja kecil—yang menyentuh mereka yang paling membutuhkan. Itulah sebabnya, selain doa bersama dan pemotongan tumpeng, rangkaian perayaan kali ini juga menghadirkan aksi sosial berupa pembagian paket sembako kepada warga kurang mampu dan komunitas bentor. Panitia mencatat ratusan paket disiapkan sejak pagi, dibungkus rapi dengan logo biru, disusun di sisi aula menunggu dibawa pulang oleh tangan-tangan yang membutuhkan.

Perayaan bertambah hangat dengan kehadiran Ketua Dewan Pembina Partai NasDem Pangkep, H. Syamsu A. Hamid, bersama jajaran pengurus DPD, DPC, serta 12 anggota Fraksi NasDem DPRD Pangkep. Mereka duduk berjajar, sesekali berdiskusi kecil, sesekali menepuk tangan mengikuti ritme musik perayaan yang mengalun pelan.

Di luar aula, angin malam Pangkep membawa suara kendaraan yang melintas, tapi di dalam ruangan yang sempit itu, atmosfernya berbeda—lebih sarat harapan. Kader NasDem saling menautkan komitmen untuk menjaga solidaritas, memperkuat kejujuran, dan meneguhkan gotong royong. Semangat itu, kata Haris, adalah bahan bakar yang tak boleh padam.

Saat acara ditutup, tumpeng tinggal separuh, dan beberapa kader masih sibuk mengantar paket sembako ke sepeda bentor yang terparkir tak jauh dari pintu aula. Hari ulang tahun itu bukan sekadar seremoni; ia menjadi penanda bahwa restorasi, setidaknya di Pangkep, masih terus dicoba diwujudkan—setapak demi setapak.

Penulis          : Wihandi
Editor            : Redaksi