Home Provinsi Gelar Diskusi, GMIT Bahas Sejumlah Isu

Gelar Diskusi, GMIT Bahas Sejumlah Isu

REPLIKNEWS, MAKASSAR - Mahasiswa STFT INTIM di Makassar utusan GMIT (PMU GMIT) yang diketuai Abraham Atalo gelar diskusi bahas sejumlah isu di NTT. 

Dalam diskusi mereka memberi perhatian pada sikap GMIT sebagai Lembaga Keagaamaan merespon isu yang terjadi. Memberikan fokus pada isu Kemiskinan, Stunting, Humantraficking (Perdagangan Orang) dan salah satu topik yang dibahas adalah masalah pendidikan.

GMIT memiliki 596 sekolah GMIT yang tersebar di wilayah Provinsi NTT yang mengalami krisis terhadap tenaga pendidik (Guru). Sumber daya guru yang minim merupakan tantangan bagi GMIT menuju 2045. 

PMU GMIT menganggap bahwa posisi Sinode GMIT dan YAPENKRIS merupakan ujung tombak dalam mengupayakan pendidikan. 

Sebab Data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk NTT, yang salah satunya dalah indikator pendidikan berada di urutan ke-32 dari jumlah keseluruhan 34 provinsi yang menggumulai tentang IPM pada tahun 2023.

Diskusi yang dipandu oleh Rio Rocky Hermanus, S.Fil. Demisioner Sekretaris BEM PM STFT INTIM Di Makassar, Mahasiswa utusan GMIT.

Rio mengatakan Pembangunan Sumber Daya Manusia mesti diberi perhatian pada kecukupan pendidikan, saya tidak katakan bahwa pendidikan di NTT belum memadai. 

"Indeks pembangunan sumber daya manusia harus berangkat dari pendidikan dan lembaga pendidikan bahkan Tanaga pendidikan," kata Rio Demisioner Sekretaris BEM PM STFT INTIM Di Makassar.

"Pendidikan merupakan investasi jangka panjang peradaban ini," tegas Rio.Bagi Rio isu pendidikan  yang harus diberi perhatian khusus dalam hal ini bagi gereja dan pemerintah.

Dalam jalannya diskusi yang di akomodir PMU GMIT dalam hal ini keterwakilan 150 pemuda/i GMIT menganggap bahwa isu di bidang pendidikan merupakan isu yang perlu di respon oleh pemerintah dan Gereja. Upaya sinergitas mesti dikembangkan, kolaborasi bersama pemerintah dan Lembaga Sosial Masyarakat untuk memberi perhatian apda masalah pendidikan. 

Menyambut hari ulang tahun GMIT ke-77 ada beberapa ringkasan ide dan pemikiran dari anak-anak GMIT  sebagai HADIAH yang di bungkus dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:1. Bagaiamana revolusi kognitif di era 5.0 memberi dampak bagi pendidikan di NTT dan gerak pelayanan di GMIT menuju 2045 dan menyambut HUT GMIT Ke-77?2. Bagaimana upaya dan strategi jangka panjang Sinode GMIT mempersiapkan pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan? Sebab bagi kami pendidikan adalah kunci bagi pembangunan sebuah polis. (Lihat kisah Hirosima dan Nagazaki)3. Keterlibatan warga GMIT dalam ruang publik misalnya keterwakilan warga GMIT di senayan apakah sejauh ini memberi kontribusi bagi Gereja atau menjadi hambatan?

Tiga pertanyaan ini bagi PMU GMIT adalah hadiah bagi GMIT menuju 2045 dan menyambut HUT GMIT ke-77. Bagi PMU GMIT menuju 2045 ada tiga hal yang perlu diperhatikan:


 1. Semangat nasionalisme dan ideologi Pancasila.

2. Pembangunan infrasturktur  bukan saja gedung dan tata kelola kota tetapi infrastruktur intelektual.
3. Pemimpin gereja yang memiliki visi yang jauh dan jangka panjang. 

Artinya seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mendorong jemaat menuju sebuah kemajuan (optimis). 

Sebab pemimpin yang selalu terikat dengan masa lampau adalah pemimpin yang membawa kemunduran bagi jemaat dari era 4.0 ke 1.0 (pesimistis).

Editor       : Redaksi