Home Daerah Antisipasi Penyebaran PMK, Pemerintah Tana Toraja Akan Bentuk Satgas

Antisipasi Penyebaran PMK, Pemerintah Tana Toraja Akan Bentuk Satgas

REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Antisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak kerbau, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja akan bentuk satgas dan melarang mobilitas ternak antar kabupaten. 

Hal tersebut disampaikan langsung Bupati Tana Toraja, Teofilus Allorerung dalam sambutannya pada pisah sambut Dandim 1414/Tator ei Rumah Jabatannya, Kamis (6/7/2022).

Ditekankan Theofilus bahwa kebijakan tersebut merupakan kesepakatan bersama pemerintah wilaya Sulawesi Selatan. 

Hal tersebut  juga terkait adanya kerbau asal Jeneponto yang masuk ke Tana Toraja pada hari ini, Kamis (6/7/2022) terkonfirmasi suspek.

"Hari ini, kerbau yang datang dari Jeneponto terkonfirmasi suspek, tapi ini masih sementara dalam pengambilan sampel. Sampelnya sudah dikirim ke Makassar, ibarat covid baru akan dimasukkan ke dalam mesin VCR. tetapi, kita segera mengantisipasi dan kesepakatan kami dari se-Sulsel ini, kita harapkan tidak ada mobilitas ternak antar kabupaten, apalagi yang masuk dari luar Sulsel", ungkapnya. 

Diisampaikan pulah bahwa pemerintah kabupaten Tana Toraja juga akan membentuk satgas sebagai langka strategis penanganan gejalah tersebut.  

"Mohon segera disampaikan kepada satgas yang akan kita bentuk hari ini, jika ada tanda-tanda suspek ini. Sebenarnya malam ini kita akan lakukan pertemuan zoom meeting dengan seluruh jajaran untuk menginformasikan ini dalam rangkaian antisipasi", beber Theofilus. 

Sebagai langkah awal, Theofilus juga menghimbau dinas peternakan untuk melakukan presting terhadap ternak yang kemungkinan berkontaklangsung dengan kerbau asal Jeneponto tersebut.

"Karna itu, kepada Dinas Peternakan  kita minta untuk melakukan presting terhadap ternak yang kemungkinan memiliki kontak langsung dengan yang suspek tadi, sehingga itu bisa memudahkan kita melakukan deteksi dini terhadap adanya kemungkinan gejala PKM masuk ke wilayah kita", tuturnya. 

Tak hanya itu, Theofilus juga mengimbau masyarakat yang akan melaksanakan pesta rambu Solo' untuk melakukan penyemprotan disinfektan pada lokasi untuk mengatasi dan meminimalisir penyebaran. 

Sementara untuk tradisi adu kerbau dikatakannya sementara menjadi pertimbangan untuk juga ditiadakan. Hal tersebut karena arena adu kerbau berpotensi menjadi sarang penyebaran suspek.

"Sementara kita pertimbangkan untuk melarang dulu adanya adu kerbau karena adu kerbau ini akan berpotensi untuk menjadi sarang penyebarang suspek. Dimohon pengertian dari seluruh masyarakat", pungkas Theofilus.

Penulis               : Nata
Editor                 : Iga