REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Kehadiran Bandara Toraja memang menguntungkan bagi sebagian masyarakat Toraja pada khususunya, namun tidak untuk masyarakat Lembang Simbuang, Kecamatan Mengkendek.
Bagaimana tidak, Bandara Toraja yang hampir sebagian masuk wilayah Lembang Simbuang yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi warga sekitar justru berbanding terbalik setelah pembangunannya selesai.
Hal tersebut dikeluhkan salah satu warga Lembang Simbuang. Menurutnya janji yang pernah mereka dapatkan dulu sampai sekarang tidak ada yang terealisasi. Justru mereka menilai kehadiran Bandara Toraja tidak ada manfaat yang mereka dapatkan.
"Kami masyarakat Lembang Simbuang justru kecewa dengan hadirnya Bandara Toraja, tidak ada manfaat sama sekali yang kami dapatkan padahal wilayah kami paling dekat bahkan masih masuk wilayah Lembang Simbuang," kata salah satu warga kepada REPLIKNEWS beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan bahwa sebelum Bandara mulai beroperasi, pihak bandara dan pemerintah berjanji bahwa masyarakat Simbuang akan jadi prioritas pertama yang akan menikmati Bandara Toraja, namun setelah jadi dan beroperasi mereka justru dibuatkan pagar pembatas sehingga mereka harus menempuh perjalanan jauh jika hendak masuk ke Bandara tersebut.
"Untuk menuju Bandara, kami harus putar melewati 5 Lembang/Kelurahan padahal bandara ini ada di halaman lembang Simbuang. Dan yang paling kami sesalkan, kami sudah dijanji bahwa akan memprioritaskan masyarakat setempat untuk bekerja disana tapi kami malah dibuatkan pagar membatasi Lembang Simbuang dengan Bandara. Mereka itu ingkar janji," ujarnya.
Hal terebut membuat mereka mendesak pemerintah agar segera membuatkan jalan pintas menuju Bandara, karena selama ini jalan tersebut sudah dimaskkan dalam musrenbang namun sampai sekarang tidak terealisasi.
"Kami hanya meminta untuk dibuatkan jalan pintas, agar jika kami mau ke Bandara kami tidak harus keliling dulu, apalagi ini kan masih masuk wilayah Lembang kami. Kami tidak akan menganggu zona penerbangan, maka kami hanya minta agar dibuatkan jalan alternatif kurang lebih sepanjang 3 KM," pintanya.
Dikatakannya bahwa, selain jalan alternatif untuk menuju bandara, jalan tersebut juga dilalui petani. Sehingga pengerjaan jalan alternatif tersebut sangat diharapkan bisa terealisasi.
"Itu juga jalan tani, ada juga pemukiman warga disitu jadi wajarlah kalau jalan tersebut diprioritaskan," pungkasnya.
Penulis : Martinus Rettang
Editor : Redaksi