Home Daerah Surat Terbuka: Truk Pasir Dinilai Membahayakan Pengguna Jalan Makale Selatan

Surat Terbuka: Truk Pasir Dinilai Membahayakan Pengguna Jalan Makale Selatan

REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Seorang pengguna media sosial Facebook bernama Wennhys Sapoetrii mempublikasikan surat terbuka yang langsung memicu respons luas. Postingan tersebut berisi tujuh poin protes mengenai cara berkendara para sopir truk pasir yang dinilai membahayakan pengguna jalan lain.

Dalam unggahannya, ia menyoroti perilaku sopir yang kerap melaju kencang saat truk dalam keadaan kosong, tidak memperhatikan kaca spion, serta sering menggunakan hampir seluruh badan jalan. Kondisi ini, menurutnya, membahayakan pekerja dan pelajar yang setiap pagi tergesa menuju kantor dan sekolah.

Ia juga menegaskan bahwa kelebihan muatan menjadi masalah serius. Tumpahan pasir di jalan raya disebut sudah beberapa kali menyebabkan hampir terjadi kecelakaan, bahkan menurutnya sudah ada insiden yang benar-benar terjadi akibat jalan licin oleh pasir yang berserakan.

Selain itu, ia meminta agar sopir tidak membawa pasir basah yang masih bercampur air karena membuat jalan semakin licin. 

Tak hanya itu, fenomena truk yang berjalan beriringan dalam jumlah banyak saat membawa muatan penuh sehingga memperlambat lalu lintas juga menjadi sorotannya.


Postingan yang diunggah pada Selasa (2/12/2025)  tersebut  segera ramai dikomentari ratusan pengguna media sosial. Banyak warga yang menyatakan bahwa permasalahan ini telah lama dirasakan tetapi jarang ada yang berani mengeluh secara terbuka.

“”Akhirnya ada yang bersuara. Sebenarnya pengguna jalan banyak yang mengeluh tapi takut bersuara dan entah mau dimulai dari mana. Jalanan sudah sempit tapi sudah dikuasai. Sangat miris sekali, apalagi kasian anak-anak sekolah banyak sekali mengeluh,” tulis akun Wenny Leonie Grace dalam kolom komentar. 

Komentar senada datang dari akun bernama Yomarsi Pongsuben yang turut menyoroti kebiasaan mobil pengangkut pasir yang jalan beriringan.

“Setuju, apalagi yang pake lape-lape sampai diaspal, membuat kita mandi debu kalau posisi di belakang truk dan sepertinya disengaja beriringan dekat, jadi orang susah mau mendahului,” tulisnya.

Komentator lain menilai bahwa persoalan ini layak menjadi perhatian pemerintah, melalui dinas terkait.

“Sangat setuju, semoga dinas terkait perhatikan trek yang kelebihan muatan dan tumpah di jalan,” tulis akun Isak Samuel Pagorai. 

Dalam postingannya, penulis juga menegaskan tujuan melayangkan surat terbukanya semata untuk kepentingan bersama, bukan untuk mengganggu mata pencaharian orang lain. 

“Tidak ada niat untuk mengganggu mata pencaharian siapapun, tapi tolong saling mengerti dan saling peduli, jangan egois berkendara,” tulisnya. 

Berikut detail  Bunyi Surat Terbuka yang  dilayangkan: 

1. Tolong Jangan ngebut ngebutan di jalanan karena jalan raya bukan milik pribadi kalian Apalgi saat kondisi mobil kalian sedang kosong tanpa muatan.
    2.    Tolong perhatikan kaca spion kalian saat mengendarai truk karena sering sekali kalian seenaknya di jalan, ugal ugalan tanpa memperhatikan Belakang kendaraan kalian yang banyak sekali orang2 buru2 ke kantor dan ke sekolah. Kami yg pekerja atau anak sekolah kalau terlambat, itu akan berpengaruh terhadap absensi kami
    3.    Jangan Marah saat pengendara lain menegur kalian yg seenaknya menggunakan 3/4 badan jalan
    4.    Tolong kasi kesempatan terlebih dahulu kepada pengendara lain yg ada di belakang jika mereka sudah terlihat Buru2.
    5.    Tolong angkut pasir sesuai kapasitas TRUKKK KALIAN, jangan BERLEBIHAN dan SERAKAH karena muatan pasir yang terlalu Penuh akan membuat pasir2 tersebut berjatuhan di jalan Raya dan sudah beberapa orang Hampir KECELAKAAN dan sudah ada yg KECELAKAAN akibat pasir pasir yg berceceran di jalan.
    6.    Tolong sekali saat muatan kalian sudah penuh Sebelum kalian jalan, jangan bawa pasir beserta air2nya, kasi kering2 sai dulu Supaya jalanan aman.
    7.    Tolong sekali juga iniii wahaiii driver2, jangan beriringan terlalu banyak saat kalian fulll Muatan, Mengganggu sekali pengendara lain.

Penulis        : Nathalia D. Letta
Editor          : Redaksi