REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Ketahanan pangan, pemenuhan gizi, kemandirian ekonomi merupakan tiga isu penting yang saat ini menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Ketiga masalah tersebut saling terkait satu sama lain. Oleh sebab itu, ketiganya bisa diupayakan melalui satu kebijakan strategis berkesinambungan sesuai dengan potensi masing-masing daerah.
Di Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Sekatan, Kabupaten Tana Toraja, budidaya ayam petelur menjadi kebijakan yang diupayakan dapat menjawab ketiga tantangan tersebut.
Sebesar 170 juta dana desa digelontorkan untuk dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang berfokus pada budidaya ayam petelur.
Kepala Lembang Randan Batu, Parerungan menyebut budidaya ayam petelur merupakan pilihan strategis program ketahanan pangan yang diharapkan dapat memenuhi ketersediaan gizi di desa. Selain itu, juga diharapkan dapat menjadi percontohan yang dapat menunjang minat usaha masyarakat desa untuk mewujudkan kemandirian ekonomi.
“Budidaya ayam petelur kami pilih untuk dikelola Bumdes kami untuk menunjang makanan bergizi, yang kedua untuk memberi arahan atau motivasi kepada masyarakat untuk melaksanakan budidaya ayam petelur karena rupayanya di Randan Batu peternakan ayam petelur ini sangat cocok dan bisa dilaksanakan oleh masyarakat,” jelas Parerungan saat ditemui pada Selasa (16/12/2025) di sela-sela kegiatan adat di Dusun Ke’pe’, Lembang Randan Batu.
“Bumdes kami di Randan Batu ini sudah mengelola anggaran sekitar 175 juta, anggaran ini dikelola pengurus Bumdes dan masyarakat lewat peternakan ayam petelur. Peternakan ini berjumlah sekitar 350 ekor yang terbagi tiga kelompok yang tersebar dalam tiga dusun. Jadi peternakan ini sudah berhasil dengan baik, yang bertelur sudah 80 persen. Mudah-mudahan kedepannya, banyak masyarakat yang tergiur dan ingin melakukan peternakan ini untuk kemajuan di Lembang Randan Batu, khususnya dalam hal ekonomi,” lanjutnya.
Melalui pesan WhatsApp kepada jurnalis Replik News, Direktur Bumdes Sikamali Randan Batu, Yulius menguraikan rata-rata produksi telur di Dusun Durian telah mencapai 105 butir tiap hari yang dihasilkan oleh 113 ekor ayam.
Sementara, di Dusun Ke’pe’, Roy Kabanga selaku pengelola manyampailan produksi telur telah mencapai 35 butir yang diperoleh dari 75 ekor ayam.
Sedangkan di Dusun Karumung, produksi telur telah mencapai 70 butir tiap hari dengan jumlah ayam sebanyak 112 ekor.
Selain dapat menunjang peningkatan PAD Lembang, program budidaya ayam petelur tersebut juga diperuntukkan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) sebagai program unggulan pemerintah.
Mariani, salah satu masyarakat Lembang Randan Batu mengapresiasi program pemerintah Randan Batu tersebut. Menurutnya,melalui program tersebut, masyarakat bisa mengonsumsi telur yang masih segar dan baru dengan cara yang lebih mudah.
“Bagus, karena tidak lagi harus beli telur Kota yang datang dari luar daerah, jadi lebih segar dan baru, tidak perlu juga ongkos lagi ke dalam kota,”tuturnya.
Penulis : Nathalia D. Letta
Editor : Redaksi





