Home Daerah DPRD Pangkep Desak BPJN Perbaiki Jalan Nasional yang Membahayakan Pengendara

DPRD Pangkep Desak BPJN Perbaiki Jalan Nasional yang Membahayakan Pengendara

REPLIKNEWS, PANGKEP – Di depan SPBU PT Haji Hanafi, tepat di garis tipis perbatasan Maros–Pangkep, aspal yang seharusnya mulus justru berubah menjadi jebakan. Lubang-lubang besar menganga, seperti cekungan gelap yang menunggu kaki remuk, ban robek, atau nyawa terpeleset dari sadarnya. Setiap hari ribuan kendaraan melintas di jalur nasional Makassar–Pangkep, dan setiap hari pula jalan ini memelihara potensi petaka.

Saat malam turun, cahaya lampu kendaraan memantul di genangan air yang menutupi lubang. Pada siang yang terik, debu beterbangan dari lapisan aspal yang terkelupas. Di antara bising knalpot dan deru truk, ada desah waswas dari para pengendara yang sudah terlalu sering menyaksikan kendaraan terpelanting atau ban pecah saat menghantam lubang tak terlihat.

Kondisi itu akhirnya memantik suara keras dari Ketua Komisi II DPRD Pangkep, Lutfi Hanafi. Dari Fraksi Gerindra, ia menyuarakan kegelisahan yang sama dengan rakyat yang lewat saban hari.

“Ini jalan nasional. Tanggung jawab balai. Kerusakannya sudah sangat membahayakan. Harus segera diperbaiki sebelum ada korban lebih parah,” ujarnya, tegas dan tanpa basa-basi, Senin, 17 November 2025.


Lutfi menyebut titik lubang di depan SPBU itu bukan baru sehari dua hari menjadi sumber masalah. Sudah berkali-kali menjadi biang kecelakaan. Motor tergelincir. Mobil pecah ban. Pengemudi membanting setir, sebagian selamat, sebagian tak seberuntung itu.
Di grup-grup WhatsApp warga Maros dan Pangkep, foto-foto kecelakaan kecil berseliweran—ban pecah di tengah malam, motor terjungkal saat hujan, kendaraan melambat mendadak hingga menimbulkan kemacetan.


Warga pun makin resah. Jalur Makassar–Pangkep adalah urat nadi transportasi antar kabupaten. Setiap hari volume kendaraan membludak. Truk distribusi barang, bus antarwilayah, kendaraan pribadi, hingga pengendara roda dua yang bekerja lintas kabupaten. Semuanya bertaruh nasib pada jalan yang semestinya kuat menopang mobilitas, bukan justru menjadi ancaman keselamatan.


Desakan kini tertuju ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Selatan. Mereka diminta turun tangan. Tidak lagi dengan rencana, tetapi tindakan nyata. Tidak sekadar kunjungan lapangan, tetapi pengerjaan perbaikan.

Sementara itu, para pengendara yang lewat masih bergantung pada kewaspadaan. Gas yang dipelankan. Mata yang dipaksa awas. Harapan yang dititipkan pada pemerintah agar lubang-lubang itu ditutup sebelum lubang berikutnya menganga di hati korban yang terlambat diselamatkan.

Jalan ini menunggu disentuh. Warga menunggu dilindungi. Dan suara desakan dari DPRD kini menggema lebih keras di antara deru kendaraan yang melintas.

Penulis              : Wihandi
Editor                : Redaksi