REPLIKNEWS, TANA TORAJA - Angka stunting di kabupaten Tana Toraja masih mencapai 28 persen, hal tersebut di sampaikan Jelsi Natalia Marampa, Asisten Deputi ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENKO PMK-RI), saat menghadiri rapat koordinasi (Rakor) stunting diruang pola kantor Bupati Tana Toraja, sabtu (14/5/2022) lalu.

"Angka stunting kabupaten Tana Toraja 28 persen menurut data SSGI", tuturnya. 

Menyikapi angka stunting yang masih tinggi, Bupati Tana Toraja Theofilus Allorereng menekankan agar tim percepatan penurunan stunting di Tana Toraja berkerja secara maksimal dan teliti.

Bahkan, Theofilus dalam rakor tersebut melontarkan nada peringatan bagi yang tidak mau bekerja, karena menurutnya banyak yang tidak peduli dengan stunting.

"Berkali-kali saya katakan yang tidak mau bekerjasama dengan saya, minggir", tegas Bupati. 

"Jangankan di luar kesehatan, di Dinas kesehatan pun juga banyak yang tidak mau peduli dengan stunting ini, terutama kepala-kepala OPD", tandasnya. 

Menurut Theofilus, stunting tidak hanya ditentukan oleh tinggi badan saja, karena menurutnya pendek belum tentu stunting tapi stunting sudah pasti pendek. 

Untuk itu, ia meminta kepada tim percepatan penurunan stunting agar memahami 8 indikator yang tertera dalam juknis sebelum terjun kelapangan. 

"Yang saya mau katakan assessment kembali, cek kembali, jangan mengukur badan hanya satu orang disitu", sebutnya.

Dalam rakor itu juga, orang nomor satu di Bumi Lakipadada ini menekankan agar semua OPD bekerja dengan maksimal. 

"Saya tidak mau tau lagi, yang namanya stunting, kabupaten sehat, pemanfaatan pekarangan kantor harus jadi", tegas Bupati.

Rapat tersebut dihadiri langsung, wakil bupati Tana Toraja, dr Zadrak Tombeg, Kepala Dinas Kesehatan Tana Toraja, dr Ria Minolta Tanggo, Tim, kepala Bapedda dan kepala OPD lainya, serta camat dan kepala puskesmas se Tana toraja. 

Penulis/Editor   :Iga